semoga menikmati
Asal-usul Semarang (sedikit)
Awal sejarah Semarang berawal di deerah pesisir Pragota (sekarang Bergota) yang merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno pada abad ke-8. Sejak saat itu, Semarang sudah dikenal sebagai kota pelabuhan. Pelabuhan tersebut diperkirakan dulunya berada di daerah pasar Bulu dan memanjang hingga pelabuhan Simongan. Sekarang daerah tersebut bukanlah daerah pesisir lagi, hal ini disebabkan karena adanya pengendapan gugusan-gugusan kecil yang menyatu menjadi daratan dan masih berlangsung hingga saat ini.
Nama Semarang tak lepas dari Pangeran Made Pandan, dia diutus oleh Kerajaan Demak untuk menyebarkan ajaran Islam. Beliau memulai kisahnya dari bukit Pragota, konon tempat tersebut sangat subur dan di tumbuhi pohon Asam. Lalu beliau menamai daerah tersebut Semarang (berasal dari asem dan arang). yang-ini.blogspot.com
Semarang Hari Ini
Kota
Semarang yang terletak di pesisir pantai utara ini menyimpan keunikan
tersendiri. Sekarang, warga sekitar biasanya membagi menjadi dua
wilayah, yaitu Semarang atas yang udaranya masih sejuk dan Semarang
bawah yang relatif lebih panas karena dekat dengan pantai dan banyak
industri besar yang mebuat udaranya menjadi panas.Jika kita berkunjung ke Semarang, maka kita bisa menjumpai bangunan-bangunan peninggalan Belanda pada masa penjajahan. Oleh karenanya, Semarang kerap dijuluki Outstadt atau Little Netherland dalam bahasa Inggris. Sebut saja kawasan kota lama, Gereja Blenduk, Lawang Sewu, dll. Semoga saja situs-situs bersejarah tersebut mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah agar bisa bertahan dan terawat ya.
Saatnya Plesiran!!
Kali
ini saya akan menulis tentang tempat-tempat tujuan wisata di Semarang,
kota yang saya tinggali semasa remaja dulu. Bukan hanya obyek wisata,
tapi juga tempat-tempat yang asyik buat nongkrong, tempat hiburan,
tempat romantis dan tentu saja dengan sedikt cerita dari sisi lain
tempat tersebut, Semoga bermanfaat.Terletak di tengah persimpangan Jl. Pandanaran, Jl. Imam Bonjol, Jl. Sutomo, dan Jl. Soegiyopranoto. Monumen ini dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan kita dalam mengusir penjajahan Jepang. Tepatnya tanggal 14-19 Oktober 1945, dalam pertempuran yang dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari. Tugu ini berbentuk lilin menyala, bermakna sebuah semangat yang senantiasa menyala seperti para pejuang yang berjuang mempertahankan kemerdekaan.(yang-ini.blogspot.com)
Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno, Presiden Pertama RI pada 20 Mei 1953. Pada bagian bawah monumen tersebut, terdapat relief-relief yang menggambarkan kesengsaraan rakyat dan perjuangan para pejuang kita. Terdapat relief Hongeroedem, pertempuran, penyerangan, korban dan relief kenangan.
Pada bagian bawah, tugu ini dikelilingi kolam lengkap dengan beberapa air mancur kecilnya. Di sekeliling tugu juga telah dibangun taman yang cukup bagus, lengkap dengan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang membuat sejuk.
Mungkin kamu akan langsung berpikir, ‘ah hanya begitu saja.’ Eitz.. jangan salah, khususnya pada malam minggu, tempat ini selalu dipenuhi oleh anak muda kecuali hujan (hehee…). Kenyataannya cukup nyaman untuk menghabiskan malam minggu di sini, bisa bersama teman-teman, pacar, keluarga atau juga pacar teman juga boleh. Kita bisa membawa gitar untuk berdendang ramai-ramai dengan teman-teman, atau menikmati suasana seraya melihat eloknya Lawang Sewu yang berada di seberang jalan serta gemerlapnya lampu kota. Tenang saja, aman kok.
Biasanya orang-orang yang baru pertama datang akan bingung dimana akan memarkir kendaraan kita. Karena itu, kita bisa menitipkannya di parkiran Museum Bank di sebelah barat tugu atau di sekitar Lawang Sewu. Pada malam minggu khususnya, tempat ini dijadikan tempat parkir.
Ada pepatah yang mengatakan “belum ke Semarang kalau belum ke Simpang Lima,” Memang benar, Simpang Lima telah menjadi identitas kota ini. Seperti di kebanyakan kota lainnya yang memiliki alun-alun di pusat kotanya, maka Semarang punya Simpang Lima. Seperti namanya, alun-alun Simpang Lima terletak di tengah lima persimpangan jalan (atau enam?)
Alun-alun ini sudah ada semenjak masa pemerintahan Adipati Semarang pertama. Lalu fungsi Simpang Lima menjadi alun-alun kota adalah saran dari Presiden Soekarno, Presiden Pertama kita agar dapat menjadi pengganti dari kanjengan. Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang Simpang Lima berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan, tempat upacara, rekreasi, dll.
Sering pula diadakan acara-acara konser besar di alun-alun ini. Betapa beruntungnya musisi-musisi yang berhasil naik panggung di tempat ini. Saya yakin, mereka mendapat aura tersendiri dan sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Atmosfer dan suasana Semarang bagi saya selalu menyimpan misteri. Dari tempat ini kuta juga bisa menikmati pemandangan kota dengan gedung-gedung hotel mewah dan beberapa pusat perbelanjaan serta pusat-pusat hiburan.
Pada malam minggu Simpang Lima berubah menjadi pasar malam, berbagai macam barang kerajinan, permainan dan pakaian bisa kita dapatkan disini. Belanja sambil menikmati suasana Simpang Lima akan sangat menyenangkan.
Dulu sebelum ditertibkan – pada Minggu pagi, kawasan ini tidak kalah ramai karena di bagian lapangannya dipenuhi dengan berbagai penjual (termasuk saya juga pernah jualan di sini). Mulai dari kerajinan tangan, pakaian, sandal-sepatu, tanaman hias, berbagai peralatan rumah tangga, dan masih banyak barang-barang lain seperti layaknyanya pasar malam.
Awul-awul menjadi tren tersendiri di Simpang Lima pada minggu pagi pada saat yang lalu. Awul-awul adalah pasar kaget mingguan yang memperdagangkan pakaian bekas layak pakai. Banyak para pelajar dan mahasiswa yang ‘ngawul’ pada Minggu pagi, biasanya untuk menggalang dana acara di sekolahan/kampus mereka seperti konser, pentas seni, dan acara-acara kampus lainnya. Kabarnya, para peng-awul sekarang sudah berpindah ke daerah Taman KB –tak jauh dari Simpang Lima.(yang-ini.blogspot.com)
Pakaian yang dijual juga biasanya masih bagus-bagus dan yang pasti bisa kita bawa pulang dengan harga yang sangat spesial (mulai dari 3 ribu – 20 ribu). Pasar kaget ini biasanya membludak sampai ke Jalan Pahlawan dengan jenis pasar yang agak berbeda yaitu penjual-penjual yang memakai mobil untuk kiosnya.
Jika lapar, jangan kuatir. Di sekeliling Simpang Lima ada nasi ayam yang bisa kita nikmati sambil ber-lesehan-ria, atau tahu gimbal, makanan semacam tahu campur dengan udang. Pasti akan jadi kenangan tak terlupakan, berbelanja dengan orang-orang tercinta setelah jalan-jalan pagi lalu menikmati sarapan pagi bersama-sama.
Jangan berharap bisa menikmati ombak besar seperti yang bisa kita dapatkan di pantai-pantai selatan Jawa. Di Pantai Marina kita hanya bisa menikmati ombak-ombak yang tenang khas pantai-pantai utara Jawa lainnya.
Kendati demikian, obyek wisata ini memiliki fasilitas kolam renang, lapangan voli, gazebo dan trotoar yang mengelilingi pantai. Pantai ini dikelilingi oleh perumahan elit, suasana romantispun akan bertambah hangat saat menjelang sunset. Di Pantai Marina, kita bisa menikmati ketenangan pantai seraya menikmati rujak buah yang dijajakan penjual keliling.
Pada bagian pantai, sebagian besar dialasi dengan paving block, dilengkapi gazebo dan pepohonan sehingga kita bisa berteduh di bawahnya tanpa kepanasan. Kita juga bisa menyewa perahu untuk berkeliling di sekitar pantai.
Kawasan ini bisa menjadi pilihan tepat jika kita menginginkan wisata dengan suasana tempoh doeloe. Berfoto atau membuat video kenangan mungkin bisa menjadi ide brilian. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda ini masih berdiri dengan megahnya, namun sayang hanpir separuh dari bangunan-bangunan ini kurang terawat.
Karena daerah ini rawan banjir, maka jalan di kawasan ini dibuat dari paving block untuk menyerap air. Selain itu, pemerintah setempat juga telah membangun polder yang cukup besar di depan stasiun tawang yang berfungsi menampung air.
Kawasan ini juga pernah digunakan untuk pengambilan film GIE yang mengambil setting suasana tempo doeloe. Kawasan ini terlihat sangat elok pada sore hari, tapi terkadang agak seram juga jika kita berjalan-jalan di malam hari.
Gereja Blenduk adalah situs yang paling terkenal di kawasan ini. Bangunan antik yang dibangun pada 1750an ini memiliki atap berbentuk kubah hexagonal (bersegi delapan) sehingga orang Jawa melafalkannya dengan mblendhug. Arsitek yang merancang gereja ini bernama Hpa De Wilde dan W Westmas, dahulu digunakan sebagai gereja Nederlandsche Indische Kerk. Gereja ini juga sudah mengalami beberapa kali perbaikan.
Bangunan bersejarah ini beralamat di Jl. Letjen Suprapto 32, temboknya disiram dengan cat berwarna putih dan merah-kecoklatan pada bagian atasnya. Kini gereja ini tetap digunakan sebagaimana fungsinya sebagai gereja dengan nama GPIB Immanuel. Interior gereja ini masih ‘sangat Belanda,’ terdapat tumbuhan yang tersulur rapi dari bahan dan balkonnya mempunyai bentuk yang unik dan indah.(yang-ini.blogspot.com)
Kawasan ini cocok sekali bagi siapa saja yang ingin merasakan suasana romantis tempo doeloe sekaligus bernostalgia. Satu lagi ide yang mungkin brilian dari saya, ajaklah sang kekasih berkeliling Kota Lama dengan sepeda onthel. Wow, pasti akan menjadi pengalaman tak terlupakan.
Situs bersejarah Gedung Batu juga dikenal dengan nama Sam Po Kong, merupakan peninggalan dari seorang Laksamana Tiongkok bernama Cheng Ho / Zheng He yang beragama Islam. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya kota Semarang.
Bangunan oriental yang menarik untuk dikunjungi ini berarsitektur Cina karena dibangun oleh Laksamana Cheng Ho. Meskipun Laksamana Cheng Ho beragama Islam, tapi sekarang di tempat ini juga terdapat altar sebagai pemujaan, bersembahyang dan tempat ziarah khususnya yang dilakukan penganut agama Kong Hu Cu. Terdapat pula patung-patung Sam Po Tay Djien.
Sam Po Kong memiliki sejarah yang panjang mengenai Laksamana Cheng Ho yang tersohor sebagai penakluk samudera. Konon, setelah Cheng Ho meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan perjalanannya, banyak awak kapalnya yang tetap tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka menjadi petani yang bercocok tanam di sawah maupun ladang. Cheng Ho juga mengajari bercocok tanam sekaligus menyebarkan agama Islam.
6. Lawang Sewu
Bangunan yang dahulu dikenal dengan nama Wilhelmina Plein ini mulai dibangun pada 1904. Sayangnya, kini hanya terkenal sebagai tempat angker, bahkan pernah juga digunakan untuk film dengan judul yang sama dengan nama bangunan ini.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan citra Lawang Sewu yaitu dengan sesekali diadakannya pameran/expo dan juga tourism expo. Namun sepertinya nasib Lawang Sewu masih tidak jelas dan semestinya mendapat perhatian khusus dari pemerintah.(yang-ini.blogspot.com)
Gedung ini terletak berdekatan dengan Tugu Muda. Dinamakan Lawang Sewu karena gedung ini memiliki banyak sekali pintu dan jendela dengan arsitektur kolonial, meskipun nyatanya jumlah pintu Lawang Sewu tidak sampai seribu (jawa=sewu).
Yang paling terkenal dalam dunia misteri tentang gedung ini adalah ruang bawah tanahnya. Pada saat penjajahan Jepang, gedung ini mereka ambil alih dari Belanda dan ruangan bawah tanah yang sempit dan rendah itu digunakan untuk penjara, tempat ini sangat gelap karena minimnya cahaya yang masuk.
Konon tempat ini digunakan oleh penjajah Jepang untuk mengeksekusi para pemuda kita yang mencoba melawan. Setelah dipenjarakan, mayat-mayat mereka dibuang ke sungai yang terletak di sebelah gedung ini. Tempat ini masih bisa ‘dinikmati’ hingga sekarang. Jika bingung, cari saja pemandu untuk mengantar dan menjelaskan tentang bagian-bagian tempat tersebut.
Menurut cerita yang beredar, konon sering terjadi penampakan di tempat ini, khususnya pada malam hari. Oleh karena ke-angkeran gedung ini, banyak pelancong yang penasaran untuk melihat dengan langsung. Tak ketinggalan para mistery guide juga siap mengantarkan kita menjelajah. Sepertinya gedung ini sudah beralih fungsi menjadi obyek wisata misteri ya.
7. Taman Tabanas Gombel
Apakah kamu termasuk orang yang romantis? Mungkin komplek Taman Tabanas di daerah Gombel bisa salah satu tempat yang tepat untuk ber-romantis-ria.
Pasalnya, dari tempat ini kita bisa melihat keindahan kota Semarang bawah secara luas. Sambil menikmati hidangan yang tersedia di restaurant Alam Indah, café, atau hotel, kita bisa menikmati gemerlap lampu kota yang sangat indah, lampu-lampu dari kapal-kapal besar juga nampak dari kejauhan, belum lagi jika ada pesawat terbang yang melintas dengan kelipan lampunya, pasti akan memberi kesan sendiri.
Sewaktu saya masih anak-anak, sesekali saya mengunjungi kakak saya yang lebih dulu tinggal di Semarang, sayapun selalu merengek untuk mengunjungi tugu yang ada patung celengannya alias Taman Tabanas. Saya yang dari desa ini, hingga kini selalu terpesona dengan keindahan panorama kota Semarang bawah yang tertangkap dari Gombel. Walau kenyataanya, saya belum pernah mengajak kekasih saya berduaan disini, tapi tempat ini selalu bisa memberi kesan romantis tersendiri buat saya.(yang-ini.blogspot.com)
Semarang memang tidak memiliki wisata pantai yang banyak, dan jujur saja menurut penilaian saya pribadi, tidak seindah pantai-pantai di laut selatan Jawa (orang Semarang jangan tersinggung lho… hehe..) Tapi Pantai Maron bisa menjadi pilihan wisata pantai lain saat kita berkunjung ke Semarang.
Untuk mencapai pantai ini kita memerlukan sedikit perjuangan. Hal tersebut dikarenakan jalan dari bandara A.Yani menuju pantai tidaklah rata dan belum diaspal. Namun jika teman-teman menyukai petualangan off-road sepertinya akan mengasyikan. Jangan lupa untuk mengenakan kaca mata atau turunkanlah kaca helm untuk pengendara beroda dua, karena jalan tanah tentu saja akan berdebu-debu dan panas.
Kondisi diatas bisa dimaklumi karena pengelolaan pantai ini bukan oleh pemerintah melainkan masih swadaya non-pemerintah. Semoga saja, wacana tentang pengambil-alihan pengelolaan pantai Maron oleh Pemerintah benar-benar akan terlaksana, agar Semarang juga memiliki wisata pantai yang indah. tapi jangan dikorup ya pak, nanti yang bagus separuh doang.
Kabarnya, nama ‘Maron’ berarti Marina Kulon (barat), maksudnya Kulon-ne Marina. Kalau mau, jika kita berjalan menyusuri pantai, kita juga bisa sampai di Pantai Marina tanpa tiket.
Pantai ini sebenarnya tidaklah terlalu istimewa, ada juga yang mengatakan kalau pantai ini adalah pantai buatan. Hal ini bisa terlihat dari pasirnya yang tidak seperti pasir pantai. Sisi baiknya, tiket masuk cukup terjangkau, yaitu empat ribu rupiah saja per kendaraan roda dua. Kemudahan mendapatkan makanan terjamin, tempat yang lebih santai, keamanan parkir yang terjaga dan mudah, dan yang penting kita bisa bermain ombak di pantai Maron.
Tua-muda mulai membanjiri pantai pada sore hari, kita bisa duduk sambil menikmati es kelapa muda di pinggir pantai. Atau kita juga bisa duduk-duduk di sepanjang pemecah ombak, jangan khawatir ombaknya tidak terlalu seram kok.
Jalan ini terletak di sebelah barat daya dari kawasan Simpang Lima. Setelah puas menikmati Simpang Lima kita bisa meneruskan rangkaian jalan-jalan ke Jalan Pahlawan ini.
Dulu (lagi-lagi dulu), sebelum digusur, banyak sekali deretan warung kaki lima membentang sepanjang jalan ini. Mulai dari es campur, tahu gimbal, bakso, dan sebagainya ada di sini. Sambil menikmati makanan-makanan khas Semarang kita juga bisa menikmati Semarang di waktu malam dengan santai.
Selain ramai di malam Minggu, tempat ini juga selalu ramai saat bulan puasa dan dijadikan tempat ngabuburit terfavorit anak-anak muda Semarang yang menantikan buka puasa bersama.
Sekarang, kawasan ini sudah dibebaskan dari pedagang kaki lima. Tapi masih saja ramai dengan anak-anak muda pada khususnya. Buat kamu yang hobi ngumpul dengan anak-anak komunitas otomotif, Jalan Pahlawan juga masih menjadi tempat nongkrong anak-anak motor/mobil, komunitas dance, skaters, sepeda, dan banyak komunitas lainnya. Jika malam sudah cukup larut, kadang kita bisa melihat mereka ber-free style-ria. Tentu saja akan memuaskan untuk kamu yang hobi menjalin hubungan dengan komunitas-komunitas semacam ini.
Dari Jalan Pahlawan, kita juga bisa menuju ke komplek kampus Universitas Diponegoro Pleburan. Hampir sama seperti komplek kampus lainnya, di daerah ini kita disuguhi dengan pemandangan-pemandangan khas kampus.
Buat kamu yang suka shopping di pasar tradisional, Pasar Johar bisa jadi salah satu pilihan. Pasar ini dulunya bernama Pasar Ya’ik, namun seiring berjalannya waktu, kini orang-orang biasa menyebutnya dengan Pasar Johar.
Di pasar Johar kita bisa mendapatkan buah-buahan, pakaian, alat musik dan olah raga, piranti elektronik, peralatan rumah tangga, buku-buku, bermacam bahan makanan, cinderamata, dan berbagai macam kebutuhan sehari-hari.
Pasar yang didirikan pada tahun 1939 ini merupakan pasar terbesar di Semarang, bangunan pasar ini juga masih bertahan dengan bangunan tradisionalnya. Sayangnya, pasar ini juga terkenal kurang bersih. Hal tersebut akan menemui puncaknya bila daerah ini tergenang banjir, tentu saja tempat tersebut menjadi kurang sedap untuk dikunjungi. Alangkah baiknya jika pemerintah daerah menepati janjinya untuk lebih memperhatikan pasar tradisional ini.(yang-ini.blogspot.com)
Menikmati es buah di bawah plasa seberang pasar bisa meneduhkan udara panas Semarang. Kita juga bisa menikmati semilir angin dari dalam pasar di lantai dua. Rasanya kita tidak akan menemui kenikmatan bila hanya menggerutu, lebih baik nikmati saja suasana khas pasar Johar.
11. Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid yang sangat megah ini selesai dibangun pada tahun 2006 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 Nopember 2006. Komplek masjid yang memiliki luas sekitar 10 Hektar ini memiliki bangunan induk seluas 7.669m2, mampu menampung 6000 jamaah. Bagian pelatarannya seluas 7500m2 mampu menampung 10.000 jamaah, dilengkapi dengan payung raksasa yang bisa otomatis membuka dan menutup seperti yang terdapat di Masjid Nabawi di kota Madinah.
Arsitektur masjid ini adalah perpaduan antara arsitektur Jawa, Arab dan Yunani. Pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar 198.692.340.000 rupiah. Terdapat pula auditorium yang mampu menampung 2000 jamaah.
Masjid Agung ini selain untuk tempat ibadah umat Muslim, juga dipersiapkan sebagai obyek wisata religius. Terdapat pula wisma berkapasitas 23 kamar dengan kelas yang berbeda. Selain itu terdapat juga fasilitas hiburan, kereta kelinci siap untuk mengantar kita berkeliling kompleks masjid yang menakjubkan ini.
Menara Al Husna adalah sebuah menara yang tingginya 99 meter. Terdapat studio radio dakwah di lantai dasar, di lantai dua dan tiga digunakan sebagai museum kebudayaan Islam, di lantai 18 terdapat kafe Muslim yang bisa berputar 360 derajat. Di lantai 19 ada menara pandang yang dilengkapi dengan 5 buah teropong sehingga kita bisa melihat kota Semarang.
Bila ingin mencari museum terlengkap di Semarang, datanglah ke Museum Ronggowarsito. Museum ini memiliki koleksi sejarah, alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunan dan wawasan nusantara yang lengkap.
Museum yang berada di Jl. Abdul Rahman Saleh ini, buka setiap hari pada pukul 08.00 – 14.00 kecuali hari Senin. Museum ini berdiri diatas lahan seluas 1,8 Ha. Nama Ronggowarsito sendiri diambil dari nama pujangga kenamaan yang terkenal dengan karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan.
13. Mal dan Plasa
Semarang juga memiliki beberapa mal dan plasa yang cukup besar. Selain untuk berbelanja, kita juga bisa menikmati meriahnya suasana mal sambil bersantai di food court, jika tidak ingin berbelanja kita bisa sekedar jalan-jalan mencuci mata.
Memang kebanyakan pusat perbelanjaan modern yang besar terdapat di Semarang bawah. Tapi tentu saja hal tersebut bukan menjadi halangan karena kita bisa dengan mudah mencapai tempat-tempat tersebut termasuk jika menggunakan angkutan umum jika kita berangkat dengan jarak yang cukup jauh dari pusat kota.
Beberapa plasa dan mall yang terkenal di Semarang antara lain:
1. Plasa Simpang Lima
seringkali masyarakat sekitar menyebutnya dengan Matahari Simpang Lima.
Plasa ini terletak di Simpang Lima atau tepatnya di Jl. Ahmad Yani.
Ditempat ini, kita bisa berburu barang-barang dengan harga yang relatif
lebih kompetitif.
2.Mall Ciputra
mall yang satu ini bersebelahan dengan Simpanglima Plasa. Terdapat juga jembatan penghubung yang menghubungkan kedua pusat perbelanjaan tersebut, sehingga kita dengan mudah berkeliling menuju tempat lain tanpa harus keluar dahulu. Mall yang lebih ramai dikunjungi ini, dilengkapi dengan 21 untuk memanjakan hobi nonton kita, selain itu masih banyak spot-spot menarik di mal yang enjoyable dan cukup lengkap ini.
3.Java Mall
Mall ini memiliki bentuk yang unik, yaitu atap hijaunya yang berbentuk seperti kubah dan dihiasi dengan lampu. Mal yang terletak di daerah Peterongan ini nyaman untuk berbelanja dengan fasilitasnya yang lengkap.
4. DP Mall
mall yang terletak dekat dengan Balai Kota ini beralamat di Jl. Pemuda 150. Hadir dengan bangunan yang luas dan nyaman. Food courtnya juga cukup nyaman untuk menghabiskan waktu mencicipi berbagai menu masakan yang tersedia disamping ber-shopping.
5.Paragon
mall
yang terletak di Jl. Pemuda ini adalah yang paling baru diantara
keempat pusat perbelanjaan diatas. Mall ini adalah yang paling besar dan
megah. Gedungnya berarsitektur modern dan sangat nyaman untuk
berbelanja atau sekedar jalan-jalan. Untuk memuaskan hobi menonton,
terdapat juga bioskop XXI.yang-ini.blogspot.com
14. Kompleks Pecinan
Kawasan
ini sering disebut wilayah seribu klenteng, hal tersebut karena hampir
di setiap gang terdapat klenteng dengan keistimewaannya masing-masing.
Dari 11 klenteng besar yang ada di Semarang, 10 diantaranya ada di
kompleks pecinan ini. 10 klenteng besar tersebut, adalah Klenteng Siu
Hok Bio, Hoo Hok Bio, Kong Tik Soe, Tay Kak Sie, Tong Pek Bio, Liong Hok
Bio, Tek Hay Bio, Wie Wie Kiong, See Hoo Kong dan Klenteng Grajen.Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok adalah klenteng induk dari seluruh klenteng di Semarang. Sedangkan klenteng Wie Wie Kiong yang terdapat di Jl. Sebandaran I adalah Klenteng terbesar di kawasan pecinan ini.
Kehidupan masyarakat Tionghoa disini masih menjunjung tinggi tradisi, kita bisa berkeliling sambil menikmati suasana oriental khas China town. Selain itu, kawasan pecinan Semarang juga terkenal dengan wisata kulinernya, apalagi di kompleks pasar Semawis.
Di kompleks ini tersedia beraneka masakan lezat, sebut saja diantaranya ada Nasi Pindang dan Soto Sapi Bu Tris, Nasi Gudeg Mbok Sireng, Nasi Ayam Karangturi, Nasi Goreng Babat dan Babat Gongso Kenangan, Sate Sapi Pak Kempleng, Tahu Pong Gang Lombok, Wedang Ronde, Wedang Kacang Tanah, Es Congklik Pasar Semawis, Aneka Teh dengan merk tempo doeloe, aneka es, Serabi Kuah Khas Kalicari, Loenpia Aduhai, dan ratusan menu lainnya yang siap meladeni lidah dan hobi wisata kuliner kita, tak ketinggalan seraya menyantap hidangan kita juga bisa mendengarkan lagu-lagu mandarin yang menambah kental aroma oriental.(ez)yang-ini.blogspot.com
cek www.majalahsemarang.com
BalasHapusthans buat infonya , mau tau rekomendasi tempat wisata di Semarang lainnya , lihat di www.majalahsemarang.com
BalasHapus