Sabtu, 09 Maret 2013

Perang Dunia ke III, Perang Mata Uang..!




Belakangan berita ekonomi dunia lagi anget-angetnya bahas tentang “Currency War” atau perang mata uang, bagi trader yang “beraliran” Fundamental sepertinya ngerti tentang keadaan ini.

Perang mata uang ini sebenarnya sudah ada pada tahun 2010. Pada saat itu amerika yang merasa dikalahkan oleh pertumbuhan perekomian cina yang begitu pesat karena cina mampu membuat nilai tukar yuan yang begitu rendah sebesar 40% dari nilai tukar yang sebenarnya.

Lalu bagaimana dengan keadaan ekonomi Amerika ? Amerika mengeluarkan kebijakan Quantitative Easing atau yang bisa dikenal dengan QE. Mungkin karena kecanduan dengan yang namanya QE, makanya amerika bisa menggunakan kebijakan ini sampai 3 kali.

Tahun 2013 diperkirakan akan menjadi tahun pertempuran mata uang. Bank sentral Amerika Serikat dengan maksud untuk mempermudah peningkatan kuantitas ekonomi nasional, merealisasikan tiga program dan mencetak uang kertas.

Perdana Menteri baru Jepang, Shinzo Abe, akan menjadi penulis sejarah modern era baru perang mata uang dunia. Ia menuduh bank-bank sentral Amerika Serikat dan Eropa telah memboikot Yen Jepang dan sejumlah mata uang lain untuk kepentingan Dolar dan Euro.

Abe mengeluhkan sikap Bank Sentral Eropa dan perbankan Amerika Serikat yang terus mencetak uang kertasnya. Pasalnya langkah ini menurutnya akan merugikan perekonomian Jepang.

Amerika ingin dolar tetap menjadi mata uang cadangan dunia. Ketika satu mata uang kuat tertentu di pasar dunia jumlahnya semakin besar, gerak negara-negara mitra akan semakin sulit.


Dengan adanya “Currency War” ini, ane ada beberapa pertanyaan :
  1. Apakah yang terjadi dengan Yuan Cina dan Yen Jepang jika Bank Sentral Amerika mencetak uang kertas dalam jumlah besar ?
  2. Apakah dampak yang akan terjadi pada perusahaan Jepang?
  3. Apakah Bank Federal Amerika maupun Bank Sentral mampu mengalahkan Jepang dalam pertempuran ini?


UPDATE GAN

Ini ada berita tambahan gan dari Jepang, calom gubernur BOJ yang setuju dengan adanya pelonggaran moneter yang dilakuakn secara agresif.



Kuroda Memberikan Sinyal Pelonggaran Moneter Berikutnya


Pembelian besar-besaran obligasi jangka panjang pemerintah Jepang adalah cara yang wajar untuk melakukan pelonggaran moneter , tetapi bank sentral harus memonitori efek sampingnya, ujar Haruhiko Kuroda salah satu nominasi untuk calon gubernur Bank Of Japan (BOJ) berikutnya.

Kuroda mengatakan ukuran dan tipe dari aset yang BOJ beli sekarang tidak cukup untuk mencapai target inlflasinya yang sebesar 2%, yang mana bank sentral akan berusaha untuk mencapainya dalam waktu dua tahun

Perdana Menteri Shinzo Abe menominasikan Kuroda, Presiden Asian Development Bank dan seorang pendukung pelonggaran moneter yang agresif, menjadi gubernur baru dalam mendorong upaya untuk mengakhiri deflasi yang telah menaungi Jepang hampir dua dasawarsa ini. Pencalonannya kemungkinan akan disetujui oleh parlemen.

“Ini akan menjadi cara yang wajar bagi BOJ untuk membeli obligasi pemerintah jangka panjang dalam jumlah besar tapi bank sentral juga perlu meneliti perkembangan pasar pada saat itu, serta potensi kelemahannya..”

sumber : http://iniunic.blogspot.com/2013/03/perang-dunia-ke-iii-perang-mata-uang.html#ixzz2N36BqYXo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar