10. Penjara bawah tanah Benteng Vastenburg, Solo.Benteng
megah di tengah Kota Bengawan ini, sekarang tinggal seonggok
bangunan yang tak berharga dan ditumbuhi rumput ilalang yang lebat.
Dalam konteks morfologi perkotaan, benteng itu memiliki peranan
penting yakni pusat hubungan Solo-Semarang. Kota Solo dalam periode
XVIII-XIX, sebagai pusat perdagangan dan ditandai perkembangan kota
kolonial. Uniknya, perkembangan ini tercipta dalam nuansa kekuasaan
tradisionalistik Kerajaan Kasunanan Surakarta.Di
tempat itu, kekuatan pasukan Belanda dipusatkan. Konon, juga ada
semacam bungker bawah tanah yang cukup luas di bawah benteng. Bungker
tersebut digunakan untuk penjara para tawanan. Hal itulah yang
membuat tempat tersebut tak dimungkinkan jika dijadikan bangunan
bertingkat.9. Penjara Bawah tanah Benteng Pendem, Cilacap.Siapa
sangka di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, seperti Cilacap
menyimpan sebuah benteng yang sangat unik. Benteng itu bernama
Benteng Pendem (Kusbatterij Op De lantong Te Tjilatjap) yang dulunya
di tahun 1861 merupakan benteng pertahanan tentara Hindia Belanda
saat menghadapi bangsa Indonesia.Benteng
di pesisir pantai Teluk Penyu ini menempati area seluas 6,5 hektare
dengan beragam fasilitas wisata, seperti benteng, terowongan,
landasan meriam, penjara bawah tanah, barak, ruang dapur, ruang
senjata, jembatan kolam, gardu pos yang berisi peta strategi Belanda,
kolam pemancingan, tempat istirahat, gazebo, ayunan dan sejumlah
patung dinosaurus.8. Penjara bawah tanah Benteng Malborough, Bengkulu.Benteng
Marlborough merupakan salah satu objek wisata sejarah yang terdapat
di Kota Bengkulu. Objek wisata Benteng Marlborough terletak di
Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Benteng
ini menjadi pusat kedudukan tentara Inggris di Bengkulu. Benteng
berbentuk segi-empat dengan ukuran panjang 240 meter dan lebar 170
meter. Benteng ini didirikan oleh The Britsh East India Company pada
tahun 1713 dan selesai pada tahun 1719.Di
benteng bagian barat daya terdapat di sebelah kiri dan kanan lorong
benteng. Di sebelah kiri terdiri dari 7 lokal atau ruangan. Dinding
ruangan tersebut dari pasangan batu kali, batu karang, bata dengan
mempergunakan perekat campuran kapur, pasir dan tepung bata. Disamping
ruangan tersebut terdapat juga ruangan yang teretak di bawah kaki
kura-kura barat daya, yaitu rungan penjara bawah tanah, yang terdiri
dari tiga ruangan yang keadaanya sangat gelap.7. Penjara bawah tanah Benteng Rotterdam, Makassar.Fort
Rotterdam adalah benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibangun
tahun 1545, terletak di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar.
Bangunan dan taman-taman ini masih terawat dengan baik. Di sini ada
penjara bawah tanah tempat Pangeran Diponegoro dipenjara dan di dekat
pintu masuk benteng ini terdapat patung salah satu raja Gowa yang
terkenal Sultan Hassanudin.6. Penjara Kalisosok, SurabayaKalisosok
adalah sebuah daerah di Surabaya Utara, dekat dengan Kembang Jepun
dan Rajawali. Di Kalisosok ini, berdiri sebuah penjara tua dari jaman
penjajahan Belanda yang kerap digunakan untuk menyiksa para pejuang
kemerdekaan Indonesia. Dahulu, Kalisosok terkenal dengan keangkeran
dan seramnya tempat ini. Saat ini, selepas masa kemerdekaan
Indonesia, penjara tersebut sudah mulai memudar pamornya. Kalisosok
banyak menampung para narapidana politik dan kelas berat, terutama
jika dikaitkan dengan situasi politik dalam negeri Indonesia pada
tahun 1960-1970 an yang sedang panas-panasnya. Kisah penjara
kalisosok tak lepas dari kisah penjara bawah tanahnya.5. Penjara Sukamiskin, BandungMerupakan
salah satu penjara yang pernah mengurung Bung Karno. Penjara
Sukamiskin, merupakan peninggalan pemerintah Belanda. Penjara tersebut
dibangun pada 1918 dan baru berfungsi pada 1924. Dalam penjara
terdapat 552 sel. Saat ini, penjara dihuni sekitar 480 narapidana.
Bangunan asli khas Belanda, kental terlihat di Penjara Sukamiskin.
Bahkan, ruang bawah tanah yang dipakai untuk penjahat berbahaya masih
tetap dipelihara oleh petugas. Sayangnya, penjara bawah tanah
tersebut tertutup untuk umum. Penjara bawah tanah tidak dipergunakan
lagi. Sejak 1945, penjara bawah tanah sudah ditutup. Ruangan tersebut
kini dipakai sebagai gudang penyimpanan.4. Gedung Polwiltabes SurabayaGedung
ini telah direstorasi pada saat Irjen Pol Anang Iskandar menjadi
Kapolwitabes Surabaya 2007 lalu. Gedung utama menjadi utuh lagi. Bunker
untuk penjara bawah tanah dibuka lagi meskipun tidak lagi dihuni.Gedung
utama ini memiliki empat ruangan utama. Semua ruangan itu termasuk
kusen pintunya tidak ada yang berubah. Sekarang Kapolwil, Wakapolwil
dan sejumlah kabag menempati gedung ini. termasuk ada ruang rapat dan
lobi yang langit langitnya tinggi. Di bawahnya ada penjara bawah
tanah yang tingginya satu meter. Pintu masuknya ada dua, namun
sekarang yang terlihat hanya satu di sisi utara.
3. Gedung Merdeka, BandungGedung
Merdeka di jalan Asia-Afrika, Bandung, Indonesia, adalah gedung yang
pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi
Asia-Afrika tahun 1955. Pada saat ini digunakan sebagai museum.Pada
usianya yang lebih dari satu abad, gedung ini masih menyimpan banyak
cerita. Selain ruangan bawah tanahnya yang penuh tanda tanya,
termasuk penjara bawah tanahnya. Satu terowongan bawah tanah di
sekitar ruangan bawah tanah itu juga disinyalir menghubungkan Gedung
Merdeka dengan gedung tua lainnya.Jalan
masuk ke ruang bawah tanah di Gedung Merdeka dapat diakses dari
pinggir gedung itu, tepatnya dari Jl. Cikapundung Timur. Pintu masuk
ruangan bawah tanah berada di depan gedung yang dulunya berfungsi
sebagai Perpustakaan Daerah Jawa Barat. Jika tidak saksama, pintu
masuk ke ruang bawah tanah tidak akan terlihat. Namun, jika
diperhatikan, lorong menurun selebar satu meter dan tinggi sekitar dua
meter.
2. Museum Fatahillah, JakartaMuseum
Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau
Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman
Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter
persegi.Gedung ini dulu adalah
Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas
perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu
serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama
dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding
yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang
bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974,
gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
1. Gedung Lawang Sewu, SemarangGedung
yang sudah sangat terkenal dengan wisata angkernya ini berada di
Semarang. Merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg
Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun
1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina
Plein.Pada masa penjajahan
Jepang, Ruangan bawah tanah gedung ini dirubah menjadi Penjara bawah
tanah atau dikenal sebagai Penjara Jongkok, hal ini karena penjara
ini memiliki luas ruangan yang sempit dengan atap yang rendah.Penjara
bawah tanah Lawang Sewu ini sering dijadikan sebagai tempat eksekusi
para pemuda Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap Jepang dan
jasad-jasad mereka dibuang ke kali yang terletak di sebelah gedung
ini. Saksi bisu perlawanan bangsa Indonesia ketika penjajahan Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar