Seluruh jaringan lunak pada tengkorak telah hilang ketika kerangka ditarik dari kubangan lumpur Zaman Besi, kecuali bagian otak itu. Otak tersebut dikenal sebagai otak Heslington. Kebetulan lokasi tempat ditemukannya otak itu termasuk lokasi perluasan kompleks University of York di Heslington Timur. Sonia O’Connor, peneliti posdoktoral di University of Bradford, seperti yang telah dimuat oleh situs LiveScience mengatakan bahwa otak seseorang yang meninggal ribuan tahun lalu mampu bertahan di lahan basah adalah fenomena yang mengagumkan.
O’Connor termasuk salah seorang peneliti yang terlibat dalam penemuan 25 otak yang diawetkan dalam era abad pertengahan di Inggris. Tengkorak Heslington diduga milik seorang pria dengan usia 26-45 tahun dalam kondisi 2 tulang rahang dan lehernya patah karena digantung kemudian dipenggal. Tengkorak tersebut dikuburkan di lahan basah segera setelah pria itu tewas.
Tengkorak Heslington juga diduga berasal antara tahun 673-482 SM. Richard Hall, direktur arkeologi di York Arkeologi Trust, mengungkapkan bahwa di masa lalu wilayah temuan tengkorak Heslington itu diperkirakan termasuk sebuah lingkungan dengan saluran-saluran air.
Tidak adanya oksigen dimungkinkan untuk mencegah jaringan otak membusuk. Selain pengaruh oksigen, para ilmuwan juga tidak menyingkirkan faktor lain seperti penyakit atau perubahan fisiologis tertentu yang mungkin dapat mempengaruhi pengawetan otak. Kini, para ilmuwan masih menyelidiki rincian kimia dari otak Heslington. Alasannya yaitu otak Heslington mulai berubah secara kimiawi, kemudian berkembang menjadi bahan tahan lama.
Preserved: Brain material shows as dark folded matter at the top of the head in this computer-generated view of the skull
Clean: Scientists said there was no trace on the brain of the usual preservation methods such as embalming or smoking
sumber : http://iniunic.blogspot.com/2013/01/penampakan-otak-manusia-berumur-2500.html#ixzz2JFuf09Op
Tidak ada komentar:
Posting Komentar