Hampir 23.000 pekerja mengidap penyakit yang berhubungan dengan
paru-paru di tahun 2008, seperti yang diperkirakan oleh Departemen
Tenaga Kerja di Amerika Serikat. Kronisnya, lebih dari 16.000 orang
meninggal dari penyakit tersebut setiap tahunnya, seperti yang dikutip
dari Health. Tapi sebagian besar jenis penyakit paru-paru dari tempat
kerja dapat dicegah, ujar Philip Harber, MD, Profesor sekliagus Kepala
Divisi Kerja dan Pengobatan Lingkungan di UCLA. "Langkah-langkah
pengendalian yang sederhana tapi nyata dapat mengurangi paparan penyakit
dan risikonya," katanya. Berikut 10 profesi yang dapat berisiko bagi
kesehatan paru-paru Anda.
1. Konstruksi
Pekerja yang menghirup debu di pembongkaran atau renovasi berisiko
tinggi terkena kanker paru-paru, mesothelioma, dan Asbestosis; penyakit
yang menyebabkan jaringan parut dan kekakuan paru-paru. "Kami
mengkhawatirkan pekerja yang sudah bekerja sejak 20 sampai 30 tahun yang
lalu," kata Dr Harber. Masa itu adalah ketika banyak produk yang
mengandung asbes tidak dilarang. Memakai pakaian pelindung, termasuk
respirator, ketika bekerja di sekitar bangunan tua dan menghindari
merokok dapat membantu mencegah penyakit serius.
2. Pabrik Makanan
Pekerja pabrik makanan dapat terkena debu, bahan kimia, gas, dan
mendekatkan mereka pada risiko penyakit CPOD (Chronic Obstructive
Pulmonary disease) atau sesak napas berkepanjangan. Pada tanaman pangan,
zat diacetyl, yakni bahan penyedap yang digunakan dalam popcorn,
beberapa anggur, dan makanan siap saji, dapat menyebabkan penyakit yang
merusak dan kadang-kadang mematikan yang disebut bronchiolitis
obliterans, kerabat dekat dari COPD.
3. Kesehatan
Diperkirakan 8% sampai 12 petugas kesehatan sensitif terhadap residu
mesiu yang ditemukan dalam sarung tangan lateks, yang dapat menyebabkan
reaksi asma parah. "Bahkan ketika digunakan di ruangan yang sama,
sedikit dari lateks terpapar di udara dan orang-orang menjadi alergi
karenanya," kata Dr Harber. Tapi untuk dokter dan perawat, tidak
menggunakan sarung tangan pelindung bukanlah pilihan. Beberapa rumah
sakit swasta telah beralih ke sarung tangan lateks bebas sintetis.
4. Tekstil
Byssinosis, juga disebut penyakit paru-paru coklat, umum didapat di
antara pekerja tekstil yang membuat jok, handuk, kaus kaki, seprei, dan
pakaian. Pekerja bisa menghirup partikel dilepaskan dari katun atau
bahan lainnya. "Ketika kapas pecah, ia menyebar sejumlah besar debu dan
dapat menyebabkan gangguan udara yang signifikan," kata Dr Harber.
Merokok akan meningkatkan risiko penyakit tersebut, jadi kurangi
merokok, pakailah masker dan tingkatkan ventilasi di lingkungan kerja.
5. Bartender
Membuat minuman di sebuah ruangan penuh asap rokok, membuat seorang
bartender berisiko tinggi terkena penyakit paru-paru, terutama jika
mereka secara teratur menjadi perokok pasif selama bertahun-tahun. Saat
ini, banyak negara melarang merokok di restoran dan bar. Menurut Dr
Harber, studi menunjukkan bahwa kesehatan pernapasan antara bartender di
kota-kota dengan larangan merokok telah secara dramatis meningkat.
Jika Anda bekerja di sebuah kota yang masih memungkinkan merokok di
bar, sistem ventilasi yang baik mungkin dapat membantu.
6. Pabrik Roti & Kue
Pembakaran roti atau kue mempercepat risiko asma, yang diperkirakan 15%
kasus asma didapat pada orang dewasa dari pekerjaan ini. "Pekerja yang
terkena debu tepung berisiko tinggi sensitif dan kemudian alergi," kata
Dr Harber. Sebuah reaksi asma dari enzim yang digunakan untuk mengubah
adonan, serta alergi gudang penuh serangga kecil seperti kumbang dan
ngengat adalah pemicunya. Ventilasi yang baik dan penggunaan masker
pelindung dapat membantu mencegah penyakit di pabrik roti maupun kue.
7. Industri Otomotif
Asma adalah risiko bagi mereka yang melakukan pengecatan mobil. Produk
isosianat dan poliuretan, dapat mengiritasi kulit, membuat alergi, dan
menyebabkan sesak di dada serta mengalami kesulitan bernapas yang parah.
"Jumlah kecil isosianat dapat memicu serangan asma setelah Anda
terbiasa menghirupnya," kata Dr Harber. Cara mencegahnya? Respirator,
sarung tangan, kacamata, dan ventilasi yang baik dapat membantu.
8. Transportasi
Pengemudi truk barang, atau mereka yang membongkar muat barang dagangan
di dok, hingga masinis kereta api berisiko terkena CPOD. Knalpot diesel
adalah faktor terbesarnya. Sebuah studi di tahun 2004 menemukan
hubungan antara tingginya angka kematian akibat kanker paru-paru di
kalangan pekerja kereta api di Amerika Serikat setelah industri
tersebut beralih dari penggunaan batubara ke mesin diesel pada tahun
1950-an. Hindari paparan langsung udara yang terkena mesin knalpot
diesel dan pakai masker pelindung untuk membantu mengurangi risiko
penyakit paru-paru.
9. Pertambangan
Penambang berada pada risiko tinggi untuk sejumlah penyakit paru-paru,
termasuk CPOD, akibat paparan debu, ujar Dr Harber kata. Silika udara,
juga dikenal sebagai kuarsa, dapat menyebabkan silikosis, penyakit yang
bekas luka paru-paru. Penambang batubara juga berisiko terkena jenis
lain penyakit jaringan parut paru-paru yang disebut pneumokoniosis
(paru-paru hitam). Paparan debu batubara bertahun-tahun adalah
sumbernya. Tidak merokok dan menggunakan masker debu dapat membantu.
10. Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran biasa menghirup asap dan berbagai bahan kimia yang
mungkin ada dalam gedung yang terbakar. Meskipun peralatan pernapasan
yang baik dapat melindungi. Mereka tidak selalu memakainya saat bertugas
dalam keadaan darurat, terutama saat petugas melalui puing-puing untuk
memastikan bahwa api tidak menyala kembali. Paparan bahan beracun dan
asbes adalah risiko terbesar. Solusinya, Asosiasi Internasional Pemadam
Kebakaran merekomendasikan memakai alat pelindung pernapasan pada
semua tahap pemadaman kebakaran.
Tiap pekerjaan memang memiliki resikonya masing - masing. Apa pun
pekerjaanya ( yang Halal ), patutlah kita untuk mensyukurinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar